Ketika sore hari dikala hari sudah mulai senja, seperti biasa saya dan
keluargaku duduk di kursi teras depan rumah, dengan secangkir kopi hangat dan
camilan menambah kedamaian dan keceriaanku.Istri dan anakku yang ikut menemani
waktu itu saling bicara, saling menceritakan kabar yang tadi pagi. Sesekali
istriku sambil bercerita pengalaman masa kecilnya kepada saya dan anakku, yang
membuat suasana semakin seru saja sehingga pada akhirnya anak saya menyuruhku
untuk bercerita masa kecilku. Aku mencoba mengingat semua pengalaman masa laluku, karena pengalaman masalaluku
banyak menyimpan cerita suka dan duka.
Masalaluku, masa kecil dulu menyimpan banyak cerita dan kenangan yang
sampai sekarang ini masih ingat dan melekat di benakku.Kenanganku dulu dimana situasinya
jauh berbeda dengan sekarang yang serba ada dan tercukupi, berbeda dengan masa
waktu kecilku. Sekitar tahun 80 an. Aku lahir di Pamekasan tahun
1973. Saya dan saudara
saudaraku di besarkan
oleh ke dua orang tuaku yaitu di
desa Pademawu Barat, saya hidup bahagia aku anak
ke 4 dari lima bersaudara.Bapakku seorang guru SD
dan Ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga, dengan gaji yang hanya
mencukupi kebutuhan hidup namun bapakku bisa menyekolahkan
anak anaknya agar kelak kalau sudah dewasa bisa menjadi penggantinya.
Kisah pengalaman
waktu kecilku yang sampai sekarang masih teringat lekat di pikiranku,yang paling aku ingat waktu kecilku yaitu kurang lebih umur saya 3 th saya
pernah dioprasi kencing batu . Semua anggota keluarga termasuk kedua orang tua
saya merasa kaget dan cemas, karena anak yang masih berumur 3 th sudah
mengalami penyakit seperti itu.Sewaktu kecilku saya memang senang main di tanah
dan minum air mentah karena waktu itu memang jarang air meneral seperti
sekarang, dan untuk
air minum Ibu harus merebus air
terlebih
dahulu. Awalnya saya
merasakan nyeri kalau sudah mau kencing, tetapi lama kelamaan rasa nyeri itu
semakin bertambah terasa sakit, sampai sampai setiap aku
mau kencing saya berlari dan sambil teriak teriak sehingga pada akhirnya oleh
Bapakku di bawa ke Rumah
sakit untuk menjalani pemeriksaan penyakit saya.
Setelah di Rumah
sakit,ternyata di rumah sakit waktu itu banyak pasien
yang berobat dan harus antri.Sehingga sampai pada akhirnya tiba pada giliranku bapak saya yang dipanggil,aku di suruh masuk ke ruang pemeriksaan dan hasilnya aku harus dirawat inap untuk menjalani oprasi, jadwal
oprasi saya masih lama karena saking banyaknya pasien oprasi kala itu.
Kurang lebih satu hari di Rumah sakit,saya waktu itu pagi pagi tepatnya hari
senin dan di halama rumah sakit sedang berlangsung Apel pagi aku berlari sambil
teriak teriak karena waktu itu aku mau kencing,semua orang pandangannya tertuju
pada saya, pasukan apel pagi semua Dokter dan karyawan rumah sakit heran. Maka
salah satu Dokter memanggil bapak saya dan menanyakan apa yang terjadi,
kemudian Bapakku menceritakan
permasalahannya. Kebetulan Dokter yang menghampiri adalah seorang Dokter bedah.
Akhirnya Dokter itu bilang kepada bapakku untuk segera masuk ke ruang oprasi
dan saya harus segera ditangani karena tidak tega melihat kondisiku waktu itu
dan hari itu juga saya dilaksanakan oprasi kencing batu. Setelah saya menjalani
oprasi bedah sejak itu juga saya sudah mulai hidup dan kencing normal. Bapak
dan Ibu saya samgat senang dan bersyukur karena sudah melewati masa ke
khawatiran dan kesedihan terhadap hidup saya.
Waktu telah berlalu sampai akhirnya aku sudah masuk
usia 5 th,saya di sekolahkan di sekolah Taman kana kanak yang cukup jauh
jaraknya dari rumah. Setiap pagi saya diantarnya ke Sekolah menggunakan sepeda
ontel,karena waktu itu memang jarang sekali orang punya sepeda motor tidak
seperti saat ini. Pada waktu usia 7 th, saya di Sekolahkan di Sekolah Dasar
Negeri Pademawu Timur dan lulus th 1986.Kemudian melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama yaitu di SMPN1 Pademawu kemudian lulus th 1989, setelah lulus
dari SMP saya langsung melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Pamekasan.
Th 1992 saya lulus dan berencana melanjutka ke perguruan tinggi.
Setelah lulus dari SMA di situ aku mulai,menjalani perjalanan hidupku, yang
ingin mewujudkan harapan Bapak saya, yang ingin anak anaknya kelak menjadi penggantinya.
Karena keinginan beliau itu saya bercita
cita ingin menjadi seperti bapakku yaitu Guru. Saya mendaftar di UNESA
mengambil jurusan D II PGSD, namun nasibku belum beruntung tidak lulus masuk di
UNESA. Namun saya tidak putus asa dan mencoba lagi mendaftar di tahun
berikutnya dan keberuntungan masih belum berpihak padaku, tahun 1994 DII/PGSD
sudah tidak bisa menerima dari lulusan SMA,hanya menerima dari lulusan SPG dan
SGO.Saya merasa putus asa selama 8 tahun aku tidak melanjutkan ke perguruan
tinggi.Aku merasa sedih dan tidak punya harapan, dan aku merasa menyesal tidak
membahagiaka dan mewujudkan cita cita Bapak saya. Hanya aku sendiri yang tidak
melanjutkan ke perguruan tinggi,saudara saudaraku waktu itu sudah ber kuliah
semua, kakak perempuanku yang paling tua waktu itu sudah menjadi guru,karena
kakakku lulusan dari SGO, kakakku laki laki yang ke dua sudah mengajar di SMP
meski masih menjadi guru honorer, dan kakaku yang ke tiga lulusan
DII/PGSD sudah mengajar menjadi guru
Sekolah Dasar di Surabaya,adik laki laki yang bungsu waktu itu berkuliah di
salah satu Sekolah Tinggi Kerawitan STKW di Surabaya. Jadi hanya aku yang belum
berkuliah meski Bapak menganjurkan dan menyuruh saya untuk berkuliah di
perguruan tinggi lainnya yang ada di Madura,namun aku tidak memperdulikan itu.
Kakak
Perempuannku, ikut suaminya dan menetap di Bangkalan Tanjung Bumi.Sejak kakakku
lulus SGO langsung diangat menjadi Guru
di sana. Selama saya tidak berkuliah 8 tahun lamanya saya jalani dengan bekerja
apa saja waktu itu, yang penting menghasilkan uang yang halal.Mulai menjadi
kuli bangunan,jualan di pasar,kenet mobil truk dan taksi,terkadang kalau musim
panen padi dan tembakau aku bekerja mencari upah ke orang yang panen padi atau
tembakau,sampai terkadang menjadi tukang urut kalau ada orang
memanggilnya.Kerja di laut juga nelayan menangkap ikan, terahir aku menjadi
pelayan toko bangunan di Bangkalan di daerah kakak perempuanku.Ibuku merasa iba
dengan nasib aku yang bekerja tidak menentu, sehingga Ibuku menyarankan untuk
hidup tinggal bersama kakak perempuanku, karena di sana sudah dicarikan
pekerjaan sebagai pelayan toko. Meski terasa berat dengan berpisah dengan Ibu
yang pada waktu itu Ibu sedang sakit sakitan mulai aku sekolah SD, Ibu saya
keluar masuk rumah sakit sampai gaji bapakku yang hanya cukup untuk kebutuhan hidup keluarga
digunakan untuk membiyayai berobat Ibuku.Akhirnya aku menuruti ke inginan Ibu
untuk tinggal bersama kakak perempuanku itu.
Selang beberapa
tahun aku hidup tinggal bersama kakak saya,aku jarang menanyakan kabar Ibu di
rumah, sesekali kalau ada waktu aku ke wartel menanyakan kabar Ibu, aku merasa
senang mendengar kabar Ibu baik baik saja. Namun pada waktu pagi pagi sekali
waktu aku dan kakak saya siap siap untuk berankat kerja, tiba tiba ada mobil
masuk ke halaman rumah kakakku dengan penasaran dan bertanya tanya siapa yang
ada di mobil itu ternyata yang turun dari mobil adalah Paman saya, lagsung saya
bersalaman dan Pamanku menyeret aku ke kamar depan rumah kakak.Saya bertanya
kepada Pamanku bertanya kabarnya Ibu, lalu pamanku mendekap saya sambil
mengatakan bahwa Ibuku sudah meninggal tadi malam jam 01,30.Saya langsung
merasa lemas dan tak berdaya mendengar kabar dari pamanku itu,saya mau
berteriak menangis tapi aku khawatir kakakku akan mendengan teriakan tangisan
saya.Lalu aku hanya bisa menangis lirih saja.Dan paman bilang kabar ini jangan
disampaikan dulu ke kakak saya takut terkejut karena kakaku sedang Hamil tua 9
bulan jadi aku turuti permintaan Pamanku itu.
Setelah aku dan
Paman keluar dari kamar depan, kakak
perempuanku sambil menanyakan kok tumben Paman pagi pagi sekali kesini,lalu
paman bilang “Ibumu baik baik saja, hanya ibumu sekarang kangen ingin sekali
bertemu dengan kamu dan adikmu!” makannya saya disuruh menjemput
kalian.Kemudian kakak langsung berkemas menyiapkan barang yang akan dibawanya,
Kakak memang berencana mau melahirkan di Rumah Pamekasan karena ada Paman
dengan mobilnya dan memang menjemputnya aku dan kakak saya berangkat ikut
dengan paman.
Di perjalan
pulang ke Pamekasan, kakak saya masih belum curiga bahwa kedatangan Paman
sebenarnya mengabarkan bahwa Ibu sudah meninggal. Saya tetap tegar menahan rasa
sedih saya jangan sampai saya menangis sehingga membuat curiga kakaku. Sehingga
pada akhirnya waktu hampir sampai di rumah di kejahuan di lihatnya di rumah
banyak orang, dan kakak mulai curiga dan bertanya kepada Pamanku “mengapa di
rumah banyak orang dan menangis!”. Akhirnya saya turun dari mobil sambil
menggandeng kakakku akhirnya tangisan dan jeritan kakakku pecah tidak
tertahankan dan memberontak ingin memeluk Ibu yang sudah ada di keranda. Memang
tradisi di rumahku kalau ada orang yang meninggal langsung dikerjakan
pemakaman, mulai dari memandikan dan mengkafani,jadi tidak ditunggui kalau ada
keluarganya yang tinggal jauh. Termasuk adik laki laki saya yang bungsu tidak
dapat mendampingi ibut yang sudah meninggal , waktu itu adik saya ada di
tanggerrang, apa lagi Ibuku meninggalnya
Hari kamis malam Jum’at jadi esoknya waktunya memang sempit karena banyak orang
yang mau melaksanakan sholat Jum’at di masjid.
Waktu itu aku
dan kakakku sangat sedih sekali bagaikan disayat sayat,dan rasa penyesalan
karena tidak bisa mendampingi dan melayaninya. Akhirnya aku bilang pada Paman
saya untuk dibukakan kerandanya dan saya ingin melihat wajah Ibuku yang terahir
kalinya, kemudian aku dan kakakku hanya bisa menangis dan berdo’an agar semua
amal ibadah Ibu diterima disisinya dan diampuni segala dosa dosanya. Insya
Allah Ibu meninggal Khosnol khotimah
karena semasa hidupnya beliau sangat sayang dan berbakti sekali kepada
keluarganya, Amin.Kemudian jenazah ibuku di sholatkan dan aku ikut
menyolatinnya. Setelah di sholati baru keranda Ibu saya di angkat dan di gotong
menuju pemakaman. Suara tangis pecah lagi setelah kakaku melihat keranda yang
mulai di gotong berjalan meninggalkan rumah.
Setelah
kesedihan itu aku mulai menguatkan dan untuk tidak berlarut dalam kesedihan
yang berlama lama,akhirnya saya kembali lagi ke Bangkalan sendiri meneruskan
tugasku di tempat kerja saya sebagai pelayan toko bangunan. Waktu berlalu
begitu saja setelah kejadian meninggalnya Ibuku, sampai pada saatnya aku di
telpon Bapakku dari Pamekasan bahwa Pamanku meninggal dunia,betapa kaget karena
belum beberapa lama ujianku datang lagi, saya langsung bergegas pulang ke
Pamekasan langsung ke rumah kediaman pamanku. Ternyata disana sudah banyak keluarga
dan kerabat berkumpul melakukan persiapa pemakaman pamanku. Selang beberapa
lama setelah semua selesai, saya lansung ke rumah di Pademawu, tiga hari
kemudian om saya ke rumah membawa brosur penerimaan Mahasiswa baru di UNESA
untuk jurusan DII PGSD.Om ku bilang “ini ada pendaftaran mahasiswa baru jurusan
DII/ PGSD, apa kamu sudah dengar? “
“tidak om jawabku, kan sudah tidak menerima lagi dari lulusan SMA om”
kataku iya “memang dulu tidak menerima dari lulusan SMA
tetapi sudah bisa sekarang”. Kalau kamu mau mendaftar ini adiknya mau daftar
juga kamu yang menemani,kan kamu sudah pengalaman dulu !” kata paman ,”iya om.”.Setelah
itu saya langsung menyiapkan persyaratannya.
Setelah semua
selesai, sampai ujian tes selesai terus aku langsung kembali pulang ke
Pamekasan.Aku tidak berharap aku akan lulus hanya aku memenuhi keinginan
Bapakku dan om saya.Beberapa hari kemudian saya kembali lagi ke Bangkalan, saya
kembali lagi beraktifitas seperti biasa.Memang hidup ini seperti panggung
sandiwara ceritanya banyak berubah.Setelah beberapa bulan aku mendapat telepon
lagi dari Bapakku bahwa Bibiku istri dari Pamanku itu ikut menyusul Paman,sudah
meninggal dunia,tampa panjang lebar lagi aku langsung Pulang kembali ke
Pamekasan, saya langsung kerumah duka,sama ternyata disana sudah banyak sanak
saudara sudah berkumpul.Setelah proses penguburan selesai aku tidak langsung
pulang ke rumah Pademawu aku duduk duduk dulu bertemu dan sambil ber bincang
bincang menanyakan kabar karena sudah lama tidak ber temu.Kebetulan Bapak saya
ada disampingku dan bapakku memberi kabar bahwa sekarang pengumuman kelulusan
peserta yang masuk PGSD, aku tidak menghiraukan karena aku sudah memang tidak
mengharap itu kemudian bapakku bilang lagi agar aku mencari kabar mungkin sudah
ada yang dengar kabar itu, kemudian saya bilang ke Bapakku bahwa saya tidak
mungkin lulus dan itu mustahil kataku. Saya melanjutkan berbincang dengan
sepupuku yang ada di depanku selang beberapa saat kemudian ada kabar dari
kakakku yang ada di Surabaya mengabarkan bahwa aku Lulus ujian PGSD di daftar
pengumuman ada nama saya Akhmad Joko Suwarno, aku tidak percaya dan yakin. Aku
bilang ke Bapakku nama Joko bukan aku saja mungkin nama Joko yang lain, bapakku
menyuruhku pulang ke rumah suruh menannyakan kebenarannya bahwa aku lulus.
Setibannya di rumah ternyata sudah ada teman saya yang juga ikut PGSD dan
kebetulan punya daftarnya. Kata teman saya bilang “katanya kamu lulus Ko” “kata
siapa aku bilang” kemudian ditunjuki daftarnya, setelah di lihat percaya enggak
percaya ternyata namaku memang ada, aku kaget sekaligus gembira melihat sendiri
namaku ada di daftar itu, yang sebelumnya aku yakin tidak percaya.
Ternyata setelah
mendengar itu Bapakku dan saudara saudaraku sangat senang dan bahagia karena
akhirnya aku bisa masuk ke perguruan tinggi, tapi aku berubah menjadi bingung,
bagai mana orang kuliah itu apa lagi aku sudah 8 th menganggur dan umurku sudah
hampir kepala tiga.Ternyata yang lulus waktu itu rata rata kelahiran 80 dan 81
aku jadi risih dan malu. Setelah saya banyak bertanya minta pendapat kepada
teman teman yang sudah berkuliah saya diberi pengertian bahwa orang yang
berkuliah itu tidak sama dengan siswa SMA,akhirnya aku menjadi percaya diri
dan aku menjalani itu semua.
Setelah aku
berkuliah di PGSD banyak sekali pengalaman,perubahan dan ilmu yang aku peroleh
sehingga pada akhirnya sampai aku waktu PPL saya bertemu dengan seorang wanita
yang satu kelas denganku tetapi aku tidak terlalu dekat hanya sekedar tahu
bahwa itu satu kelas denganku dan baru waktu itu aku bisa dekat dengannya
karena satu kelompok denganku. Aku lebih jadi dekat lebih dari seorang
teman,artinya dia adalah menjadi pacarku, tiap ada tugas ada diskusi dan waktu
Yudisium aku selalu bersamanya wanita itu adalah Dian Kusumawati anak Sumenep.
Akhirnya sampai
pada waktunya Wisuda,aku sangat senang dan gembira, aku bisa mewujudkan cita
cita Bapakku agar anak anaknya kelak menjadi penggantinya dan aku sudah
mewujudkan cita cita itu. Ini tidak lepas dari
berkat Do’a kedua orang tuaku.Dan aku menjadi teringat lagi kepada
Ibuku, seandainya Ibu masih ada betapa senangnya beliau tapi aku yakin Ibu juga
melihat kesuksesan anaknya di alam sana.
Hubunganku
dengan wanita itu aku lanjutkan dan sampai akhirnya aku menjadi menikah
dengannya sampai sekarang dan sudah dikaruniai 3 orang anak,1 laki laki dan 2 perempuan.Sewaktu aku
hidup dengan Istri dan mertuaku kebetulan mertuaku juga seorang guru Lanjuk 1
jadi aku disuruh mertuaku ikut dengannya mengajar di Lanjuk1meski tidak di
bayar atau mendapat honor. 6 bulan aku ikut mertuaku mengajar di SD Lanjuk
1,karena setelah itu ada pengangkatan Guru bantu, aku dan Istriku mendaftar dan
alhamdulillah sama sama lulus, dan ditempatkan di Gayam.
Ternyata adikku
yang di Pamekasan juga terjaring guru bantu dan ditempatkan di Sampang dan
kakakku masih tetap menjadi guru Honorer
di SMP Tamberru sudah hampir 7
th.sehingga pada saatnya ada pengangkatan CPNS.Aku,istriku,kakakku dan adikku
sama sama ikut melamar CPNS di Kabupaten masing masing dan Alhamdulillah lulus
semua.Mendengar kabar itu Bapakku bagaikan dijatuhi gunung emas,karena semua
anak anaknya sudah memenuhi apa yang Bapak harapkan sejak dulu.Bapakku bersujud
syukur karena Allah telah meng amanahkan anak, satu wanita dan empat laki laki
dan semua sudah memiliki keluarga dan jabatan sesuai yang bapak harapkan.
Tampa terasa
waktu Maghrib sudah tiba,Istri dan anakku masih duduk termenung setelah
mendengar cerita masalaluku.Dan aku bilang kepada Istri dan anakku jangan sampai
kita melupakan jasa kedua orang tua kita meski kita sudah ber hasil,dan jangan
sampai merendahkan orang lain karena saya sudah pernah mengalami pahitnya dan
penderitaan. Lalu saya, Istri dan anakku segera bergegas untuk melaksanakan
sholat Maghrib.
Karya Akmad Joko Suwarno
Post a Comment