Ayah

 

ayah

Ayah adalah seorang pemimpin dalam sebuah keluarga.Dia adalah seorang pejuang tangguh yang tak kenal panas dan hujan dalam mencari nafakah untuk menghidupi keluarga kecilnya.Ayahku sosok yang aku kagumi  hingga sekarang.Pendidikan karakter yang beliau berikan kepadaku sungguh pendidikan yang tak ternilai dan tampa batas. Ayahku mengajarkan ku ilmu yang tidak pernah di ajari di sekolah manapun, Ayahku selalu menjadi sumber inspirasi ku setiap hari, Ayahku punya segudang cerita yang membuatku banyak belajar dari pengalaman Ayah, Ayahku selalu menyuruh ku bermimpi besar, Ayah berkata jika mimpimu cukup besar maka tidak ada hal yang dapat menghambat langkahmu menggapainya.

 

Pada waktu aku masih duduk dibangku sd aku sudah dipelajari bagaimana cara untuk bekerja  sehingga kelak jika dewasa nanti bisa dijadikan sebagai bekal ucapnya. Aku punya tiga saudara.Ayahku seorang yang terampil dan serba bisa diberbagai bidang pekerjaan. Sering aku  mendengar bahwa cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya. Bagiku sebagai  anak laki - laki, sosok ayah menempati ruang istimewa di hatiku. Setiap kenangan dan momen yang saya miliki bersamanya akan selalu tersimpan.

Selalu ada kisah tak terlupakan tentang sosok ayah di kehidupanku. Ada kehangatan cinta, kasih sayang, dan kerinduan yang hadir dalam momen yang aku miliki bersama ayah tercinta. Saat itu ayahku berusia 48 tahun, dalam usia tersebut  kondisi ayahku sering sakit-sakitan, ayahku menderita penyakit stroke hingga dia lupa akan hal yang berhubungan dengan dunia yaitu uang,mengendarai sepeda motor dan lainnya.Tapi semangat dalam bekerja tidak kalah dengan orang yang masih sehat.Ayahku selalu dating tepat waktu masuk kekantor .Apalagi soal ibadah sholat lima waktu dan sholat sunnah lainnya.

Pada hari jum’at ayahku terjatuh sehingga mengalami koma selama dua hari lamanya.Ayahku masuk ruang ICU,aku khawatir pada ayahku,aku takut sekali pada waktu itu.Aku takut Kehilangan sosok panutanku dialah ayahku.Pada Hari minggu aku berembuk dengan ibuku,tentang kondisi ayah.Sebab pada waktu kesehatan ayah menurun ,tak kunjung membaik dan tak kunjung sadar,apalagi obat obatan yang disuntikkan keayah pun tak ada reaksi baginya.Pada akhirnya aku memilih untuk pulang paksa pada ibuku, ibu pun menyutujui atas saran dariku.Pada malam senin ayahku dibawa pulang kerumah.Aku telpon semua sanak famili untuk berdo’a dan mengaji bersama dirumahku.Tepat pada jam empat subuh bertepatan dengan adzan subuh ayahku menghembuskan nafas terakhirnya.

Aku teringat pesan ayahku kalau jadi laki – laki tak boleh menangis walau sebenarnya didalam hatimu ingin menangis.Segala sesuatu yang ada didunia ini tak akan kekal dan abadi.Ikhlaskan saja pasrahkan semua masalah kepada ALLAH S.W.T ujarnya. Sampai cerita ini ditulis, air mata ini belum kering. Cerita ini belum berlalu seharusnya. Ayah masih harus melihatku menjadi sarjana, bekerja dan menghasilkan uang untuk beliau, itu keinginanku.Aku selalu menemukan cara untuk menghormatimu Ayah, dengan bersemangat pada karier, menjadi orang baik yang bermanfaat seperti yang Ayah harapkan padaku.

Saat ini yang aku inginkan adalah agar ayah menemuiku walau dalam mimpi.Bagi siapa saja yang telah membaca ceritaku ini tolong jangan sia – siakan orang tua kalian.Karena orang tua kita adalah orang yang ikhlas mendidik kita,berkat merekalah kita jadi orang yang berguna bagi Negara dan agama kita. Semoga kita bisa menjadi anak yang berbakti untuk orang tua kita.Semoga ayahku masuk surga Amin……….

“Allaahummaghfirlii dzunuubii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiro, waliljamii’il muslimiina walmuslimaati, walmu’miniina wal mu’minaati Al ahyaa’i minhum wal amwaati, wataabi’ bainanaa wa bainahum bil khoiraati, robbighfir warham wa annta khoirur roohimiin, walaa haula walaa quwwata illaa billaahil’aliyyil adhiimi.”

Artinya:

“Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, dan kasihanilah keduanya sebagaimana beliau berdua merawatku ketika aku masih kecil, begitu juga kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat, semua orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, dan ikutkanlah di antara kami dan mereka dengan kebaikan. Ya Allah, berilah ampun dan belas kasihanilah karena Engkaulah Tuhan yang lebih berbelas kasih dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Mu.”


Karya

Moh. Suharyono, S.Pd.

SD Negeri Lanjuk I

Post a Comment