Ayah
adalah seorang pemimpin dalam sebuah keluarga.Dia adalah seorang pejuang
tangguh yang tak kenal panas dan hujan dalam mencari nafakah untuk menghidupi
keluarga kecilnya.Ayahku sosok yang aku kagumi
hingga sekarang.Pendidikan karakter yang beliau berikan kepadaku sungguh
pendidikan yang tak ternilai dan tampa batas. Ayahku
mengajarkan ku ilmu yang tidak pernah di ajari di sekolah manapun, Ayahku
selalu menjadi sumber inspirasi ku setiap hari, Ayahku punya segudang cerita
yang membuatku banyak belajar dari pengalaman Ayah, Ayahku selalu menyuruh ku
bermimpi besar, Ayah berkata jika mimpimu cukup besar maka tidak ada hal yang
dapat menghambat langkahmu menggapainya.
Pada waktu aku masih duduk dibangku sd aku sudah
dipelajari bagaimana cara untuk bekerja sehingga kelak jika dewasa nanti bisa
dijadikan sebagai bekal ucapnya. Aku punya tiga saudara.Ayahku seorang yang
terampil dan serba bisa diberbagai bidang pekerjaan.
Sering aku mendengar bahwa cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya.
Bagiku sebagai anak laki - laki,
sosok ayah menempati ruang istimewa di hatiku.
Setiap kenangan dan momen yang saya miliki bersamanya akan selalu tersimpan.
Selalu ada kisah tak terlupakan tentang sosok
ayah di kehidupanku. Ada kehangatan cinta, kasih sayang, dan kerinduan yang
hadir dalam momen yang aku miliki bersama ayah tercinta. Saat
itu ayahku berusia 48 tahun, dalam usia tersebut kondisi ayahku sering sakit-sakitan, ayahku
menderita penyakit stroke hingga dia lupa akan hal yang berhubungan dengan
dunia yaitu uang,mengendarai sepeda motor dan lainnya.Tapi semangat dalam
bekerja tidak kalah dengan orang yang masih sehat.Ayahku selalu dating tepat waktu
masuk kekantor .Apalagi soal ibadah sholat lima waktu dan sholat sunnah
lainnya.
Pada hari jum’at ayahku
terjatuh sehingga mengalami koma selama dua hari lamanya.Ayahku masuk ruang
ICU,aku khawatir pada ayahku,aku takut sekali pada waktu itu.Aku takut
Kehilangan sosok panutanku dialah ayahku.Pada Hari minggu aku berembuk dengan
ibuku,tentang kondisi ayah.Sebab pada waktu kesehatan ayah menurun ,tak kunjung
membaik dan tak kunjung sadar,apalagi obat obatan yang disuntikkan keayah pun
tak ada reaksi baginya.Pada akhirnya aku memilih untuk pulang paksa pada ibuku,
ibu pun menyutujui atas saran dariku.Pada malam senin ayahku dibawa pulang
kerumah.Aku telpon semua sanak famili untuk berdo’a dan mengaji bersama
dirumahku.Tepat pada jam empat subuh bertepatan dengan adzan subuh ayahku
menghembuskan nafas terakhirnya.
Aku teringat pesan ayahku
kalau jadi laki – laki tak boleh menangis walau sebenarnya didalam hatimu ingin
menangis.Segala sesuatu yang ada didunia ini tak akan kekal dan abadi.Ikhlaskan
saja pasrahkan semua masalah kepada ALLAH S.W.T ujarnya. Sampai cerita ini
ditulis, air mata ini belum kering. Cerita ini belum berlalu seharusnya. Ayah
masih harus melihatku menjadi sarjana, bekerja dan menghasilkan uang untuk
beliau, itu keinginanku.Aku selalu menemukan cara untuk menghormatimu
Ayah, dengan bersemangat pada karier, menjadi orang baik yang bermanfaat
seperti yang Ayah harapkan padaku.
Saat ini yang aku inginkan adalah agar ayah
menemuiku walau dalam mimpi.Bagi siapa saja yang telah membaca ceritaku ini
tolong jangan sia – siakan orang tua kalian.Karena orang tua kita adalah orang
yang ikhlas mendidik kita,berkat merekalah kita jadi orang yang berguna bagi
Negara dan agama kita. Semoga kita bisa menjadi anak yang berbakti
untuk orang tua kita.Semoga ayahku masuk surga Amin……….
“Allaahummaghfirlii
dzunuubii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiro, waliljamii’il
muslimiina walmuslimaati, walmu’miniina wal mu’minaati Al ahyaa’i minhum wal
amwaati, wataabi’ bainanaa wa bainahum bil khoiraati, robbighfir warham wa
annta khoirur roohimiin, walaa haula walaa quwwata illaa billaahil’aliyyil
adhiimi.”
Artinya:
“Ya Allah, berikanlah ampunan
kepadaku atas dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, dan kasihanilah
keduanya sebagaimana beliau berdua merawatku ketika aku masih kecil, begitu
juga kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat, semua orang yang beriman,
laki-laki maupun perempuan yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia,
dan ikutkanlah di antara kami dan mereka dengan kebaikan. Ya Allah, berilah
ampun dan belas kasihanilah karena Engkaulah Tuhan yang lebih berbelas kasih
dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Mu.”
Karya
Moh. Suharyono, S.Pd.
SD Negeri Lanjuk I
Post a Comment