Pada waktu itu tepatnya sekitar empat puluh
lima tahun yang lalu, sebuah desa yang masyarakatnya masih kurang tersentuh
dengan adanya kemajuan Pendidikan keagamaan yang masih belum dipahami begitu
mendalam, entah kenapa pada saat itu banyak perbedaan pendapat tentang
keagamaan, mungkin karena perbedaan almamater. Tentunya juga membawa dampak
yang kurang baik bagi masyarakat desa tersebut. Seperti halnya berselisih
pendapat seingga membuat tali silaturrahmi terputus. Dan masalah-masalah
sosialpun sering terjadi di tempat itu, pada saat situasi yang kurang begitu
bersahabat hadirlah seorang tokoh agama (Kiai) dari desa tetangga ketemu jodoh
di desa kami. Beliau mendapatkan jodoh dari keluarga yang kaya tapi juga peduli
dengan kemajuan keagamaan di lingkungan kami. Dengan I’tikat baik untuk
menegakkan syiar Islam lebih mendalam di lingkungan masyarakat dan sikap ikhlas
yang luar biasa dari beliau, maka di bangunlah sebuah masjid di dekat rumah
beliau dengan adanya lahan jariyah dari seorang Wanita demi untuk mendapat
ridha dari Allah.
Dengan lahan jariyah itu dan juga dengan
semua biaya dari mertua beliau tanpa adanya campur tangan orang lain maupun
pemerintah setempat, maka berdirilah sebuah masjid yang sangat layak untuk
tempat beribadah masyarakat lingkungan kami tersebut. Dengan adanya tempat
ibadah yang baru tentunya masyarakat sekitar sangat senang dan antusias dalam
beribadah, shalat berjama’ah lima waktu dan juga shalat jum’at. Tak hanya itu
saja, sang kiyai tersebut juga terus berjuang mensyiarkan agama Islam dengan
menggalakkan silaturrahmi dengan masyarakat dengan membentuk sebuah organisasi,
dalam kegiatan tersebut amaliyah tahlilan dan kajian-kajian kitab yang selalu
beliau berikan pada masyarakat.
Suasana lingkungan kami pada saat itu
mengalami perubahan yang tidak disangka-sangka, masyarakat sangat antusias juga
untuk menyerahkan putranya di bimbing mengaji Al-Qur’an. Jadi, kegiatan di
masjid tersebut sudah ada santri yang datang untuk belajar baca Al-Qur’an dan
kajian kitab. Mereka datang sebelum adzan magrib dikumandangkan dan pulang
setelah shalat Isya’, jadi santri disamping belajar mengaji tapi juga melakukan
shalat berjamaah. Dan beliau juga sering melakukan silaturrahmi ke warga
sekitar dan memberikan nasehat betapa pentingnya shalat berjamaah di masjid.
Dan beliau berhasil dengan hadirnya masyarakat ke masjid untuk melakukan shalat
berjamaah terlebih juga pada pelaksanaan shalat jum’at.
Seiring berjalannya waktu sang Kiyai tidak
berhenti pada kegiatan tersebut, tapi beliau juga mengajak para remaja dan
anak-anak untuk mengikuti bimbingan keagamaan pada sore hari, mungkin karena
prpfesi beliau saat itu adalah guru ASN disebuah sekolah Dasar, jadi beliau
merasa kasihan melihat banyak anak-anak dan remaja pada saat itu tidak ada
kegiatan, dan pada saat itu pelaksanaanya ditempatkan di teras-teras rumah
beliau. Saat itu di mulailah kegiatan bimbingan keagamaan di sore hari. Peserta
cuma berkisar 15 orang saja, tapi setelah 2 bulan kegiatan tersebut berlangsung
masyarakat pun antusias dan senang dengan adanya kegiatan tersebut, dan juga
menyuruh anak-anak mereka untuk ikut kegiatn tersebut dengan tujuan biar biasa
mencari ilmu dan tidak hanya bermain di sore hari. Semakin hari semakin banyak
anak-anak yang bergabung dalam kegiatan tersebut, sampai akhirnya beliau meminta
dua orang tokoh masyarakat dan santri beliau di desa asal.
Kegiatan itu terus berjalan seperti apa
yang diharapkan beliau dan pada saat itu sudah ada tiga orang tokoh masyarakat
yang membantu beliau dalam menyelenggarakan bimbingan tersebut. Pada saat itu
sang kiai berbincang-bincang santai bersama sang mertua yang kaya dan dermawan.
Beliau menyarankan agar anak-anak yang belajar tersebut mempunyai tempat
belajar yang layak biar nyaman dalam belajarnya. Tapi beliau cuma berkata hal
itu sangat baik sekali bagi perkembangan ilmu anak-anak tersebut, tapi
bagaimana caranya? Sang mertuapun pun langsung musayawarah dengan keluarga
besar beliau. Dan disepakati untuk segera membangun sebuah gedung yang bisa
ditempati anak-anak belajar. Dari modal yang dimiliki maka dibangunlah sebuah
gedung sekolah di lahan yang kosong punya beliau yang posisinya agak jauh dari
masjid dan rumah beliau, tepatnya kea rah utara dari rumah beliau.
Setelah bangunan gedung selesai nampak lima
ruangan yang siap untuk di tempati anak-anak untuk belajar. Dengan berdirinya
gedung tersebut, semakin hari semakin banyak masyarakat sekitar memasukkan
anak-anak mereka untuk belajar di sekolah beliau ini, bahkan dari luar desa pun
banyak yang belajar disini. Kemudian tak lama kemudian beliau mendirikan yayasan
biar anak-anak yang belajar mempunyai kekuatan hukum yang jelas dari
pemerintah.
Semakin hari semakin banyak yang masuk
untuk bergabung belajar disekolah ini, sampai lima ruang itu tidak ada ruangan
kosong, semua ruangan dijadikan tempat belajar bagi mereka yang sudah bergabung
untuk belajar ditempat ini. Karena jumlah murid sudah mulai bertambah maka
tenaga pengajarpun dibutuhkan untuk mengisi kelas yang kosong tersebut supaya
kegiatan belajar tetap terlakasana sebagaiman biasanya. Maka, beliau mengajak
dan meminta santri-santri beliau menerapkan ilmunya pada anak-anak yang masuk
pada bimbingan tersebut. Dengan ikhlas dan patuh pada guru maka tenaga
pengajarpun sudah mulai seimbang dengan banyaknya murid yang ada. Ini merupakan
kebahagian tersendiri pada beliau karena keinginan beliau pada masyarakat
terutama yang berada di lingkungan ini dapat belajar ilmu agama dengan benar.
Dengan berdirinya yayasan maka kegiatan belajar dan mengajar tersebut sudah di
akui dan mempunyai indentitas yaitu Madarasah Diniyah, yaitu sekolah yang
belajar tentang ilmu keagamaan.
Dalam waktu empat tahun beliau telah
berhasil menjadi pemerhati dan pelaku Pendidikan di lingkungan masyarakat
sekitar kami. Pengaruh dan kharisma beliau juga semakin besar di masyarakat
luas dan dikenal di berbagai kalangan. Semakin lama kegiatan disekolah maupun
di masjid sangatlah menyita waktu beliau dalam menjalankan tugas sebagai abdi
negara, oleh karena itu beliau membuat permohonan pada pemerintah untuk pension
dini, dengan tujuan hanya untuk fokus dan berjuang dalam sekolah yang dirintis
oleh beliau. Tahun terus berganti perkembangan Pendidikan semakin meningkat
dari itu beliau juga memberanikan diri untuk merintis sekolah anak yang masih
berusia dini yaitu Raudlatul Athfal. Berawal dengan anak didik berjumlah kurang
lebih 8 orang, berlangsunglah kegiatan tersebut yang berbasis pada anak usia
masih dini dan kegiatannya dilakukan di pagi hari. Dan alhamdulillah masyarakat
juga senang dengan adanya kegiatan tersebut.
Dari tahun ke tahun anak yang masuk sekolah
semakin bertambah, dan permasalahan yang terjadi yaitu tempat belajar yang
kurang memadai. Maka langsung dibangun gedung untuk di tempati anak-anak
belajar di usia dini. Dan pemabngunan gedung tersebut dibiayai dari sang mertua
yang dermawan tersebut. Dengan tegas beliau berkata “Untuk apa harta yang
diberikan Allah pada kita kalau tidak digunakan untuk kebaikan, harta dunia
tidak akan dibawa mati,hidup di dunia hanya sementara dan mungkin ini yang bisa
membawa aku, keluaragaku dan anak cucuku nanti pada ridha Allah. Dan
mengumpulkan aku lagi bersama mereka di akhirat nanti”. Dengan ketegasan beliau
tanpa ada rasa ragu untuk menghabiskan hartanya untuk perjuangan di jalan Allah
dengan membangun sarana dan prasarana di bidang Pendidikan dan keagamaan.
Dengan bertambahnya usia beliau meskipun
sudah sepuh namun perhatian dan curahan tenaga beliau masih tetap memperhatikan
pada guru yang ikut memebantu dalam Pendidikan terutama di madrasah. Sungguh
sikap yang patut untuk dijadikan contoh, dengan sabar dan penuh ke ikhlasan
untuk beliau rela mempersiapkan hidangan makan untuk guru, istri beliau yang
memasak dan beliau juga yang merpersiapkan sendiri, setelah guru selesai ngajar
tinggal makan saja. Sungguh keluarga yang memang peduli terhadap perjuangan
penddikan dan keagamaan.
Sampai di suatu hari banyak masyarakat yang
menginginkan di adakannya Pendidikan formal. Tapi sang kiyai masih belum bisa
menjawab ia atau tidak, namun pada saat itu dengan kehendak Allah bertepatan
dengan sang mertua yang dermawan itu di panggil untuk Kembali ke pangkuan Sang
Pencipta. Suasana berkabung saat itu terjadi, namun tak menjadikan para putra
dan putri beliau patah semangat untuk melanjutkan perjuangan beliau, bahkan
para putrenya lebih semangat lagi dalam berjuang. Dalam keadaan dan situasi
tersebut beberapa bulan kemuadian di dirikanlah lembaga formal yaitu di tingkat
menengah (SMP). Dan proses KBM pun berjalan dengan lancer meskipun banyak
sekolah-sekolah yang ada di sekitar agak kurang setuju dengan adanya lembaga
baru ini.
Waktu terus berjalan dan musimpun berganti,
dan pada saat itu masyarakat juga menginginkan adanya lembaga formal tingkat
dasar. Dengan berbagai pertimbangan dan juga ada pro dan kontra dari keinginan
tersebut, dengan hasil istikharah beliau maka di dirikanlah Lembaga tingkat
dasar tepatnya pada tahun 2005. Dan pada saat itu Cuma yang berminat masuk
sekolah hanya sembilan orang murid. Dengan dibantu seorang guru yang
berdedikasi tinggi pada Pendidikan maka proses KBM terus berjalan sambil
menunggu surat ijin dari dinas terkait.
Pada tahun berikutnya murid yang masuk
lebih sedikit dari tahun sebelumnya, salah satu faktornya adalah banyak yang mengira
bahwa sekolah ini tidak ada ijin dan nanti setelah lulus tidak akan bisa
melanjutkan ke sekolah swasta maupun sekolah negeri. Dan hal itu membuat
dilemma pada kami dan penuh tanda tanya, apakah lembaga ini akan terus ada
apakah tidak. Tapi dengan wejangan dan nasehat beliau harus terus sabar dan
lakukan yang terbaik untuk anak didik yang ada. Dan sampai tahun berikutnya
dengan sosialaisasi dan sering berkomunikasi dengan masyarakat sekitar, siswa
baru yang masuk ke sekolah kami bertambah dari sebelumnya sampai mencapai 10
orang. Dari peristiwa itu muncul lagi opini opini yang beredar di kalangan
masyarakat tentang sekolah kami, begitu yang terjadi setiap tahun. Tapi hal itu
kami berusaha untuk menjelaskan yang sebenarnya visi dan misi sekolah kita.
Alhamdulillah sampai pada saat ini lembaga kami
masih eksis sampai saat ini dengan berbagai prestasi pada bidang akademik dan
non akademik. Disaat lembaga kami sudah mulai berbenah diri untuk menuju yang
lebih baik, disaat itulah takdir Allah terjadi, sang kiyai meninggal dunia
diluar dugaan kami semua. Karena tanpa sakit dan beliaupun masih melakukan
shalat berjamaah ashar, dan kejadian itu terjadi setelah hujan turun dengan
begitu derasnya, tiba-tiba kejadian itu terjadi dan seakan tak percaya saya
berlari menuju kediaman beliau kebetulan rumah saya dekat sekali. Dan saya
melihat beliau dengan keadaan tersenyum pergi menghadap sang Pencipta untuk
selama-lamanya. Seluruh warga masyarakat seakan tak percaya dengan kejadian
tersebut, tapi inilah yang terjadi beliau telah meninggalkan kita semua. ribuan
orang yang melakukan shalat jenazah dan do’a untuk menghantarkan beliau ke
tempat peristirahatan terahir. Tangispun pecah dari para takziyah yang hadir
muslimin maupun muslimat seakan tak percaya dan tak rela untuk semua yang
terjadi. Dengan mendung tebal dan gerimis yang mengiringi kepergian beliau dan
alam juga seakan bersedih dengan kejadian pada saat itu, untaian do’a seakan
tak akan pernah ada putusnya untuk beliau. Ya Allah tempatkan beliau di
syurgaMu dan ijinkan kami bertemu dengan beliau juga di syurgaMu.
Setelah kejadian itu yayasan kami tidak
boleh berhenti memperjuangkan Pendidikan dan agama. Dan terpilihlah seorang
yang menjadi ketua yayasan, beliau adalah seorang yang sangat mempunyai
semangat tinggi dalam memperjuangkan pendidikan. Maka dari itu beliau langsung
melakukan gerakan perubahan terutama di lembaga kami SD. Dengan adanya beliau
program-program baru di laksanakan di lembaga kita untuk kemajuan lembaga ke
depan. Antusias wali murid sangat mendukung dengan adanya hal itu, banyak
bakat-bakat yang harus di kembangkan untuk menjadikan bekal mereka menuju untuk
jenjang selanjutnya. Terutama dengan mengedepankan ahlak yang baik terhadap
orang tua, guru, dan masyarakat sekitarnya.
Semoga dengan adanya pemimpin baru dan
semangat baru akan membawa lembaga kita menuju lebih baik dan lebih unggul
dalam berbagai potensi siswa. Dengan terus belajar dan menjadikan SDM yang ada
dengan berbagai kegiatan, study banding, pelatihan, workshop, dan bekerja sama
dalam hal memajukan yayasan dan lembaga. Dan semoga barokah dari sang kiyai
yang sikapnya yang tawaduk, sabar, displin, bertanggung jawab dan kharisma
beliau yang tak mungkin pudar dihati masyarakat terus menjadi kekuatan kami
untuk bisa terus memberi bimbingan dan arahan yang baik pada siswa kami. Dan
dengan semua perubahan yang dilakukan akan terus menjadikan mereka insan yang
beriman dan bertaqwa dan berilmu pengetahuan tehnologi sesuai dengan
pekembangan jaman yang penuh dengan kecanggihan dalam mengembangkan bakat dan
potesnsi mereka sehingga unggul dalam di kalangan nasional dan internasional.
Dan dengan peristiwa ini semoga menjadi contoh yang baik terutama bagi saya sendiri dan masyarakat luas dalam mengedepankan perjuangan akhirat meskipun harus mengorbankan banyak sekali harta yang kita miliki. Sesungguhnya apa yang kita miliki datang dari Allah dan kepada Allah juga kita semua akan kembali hanya dengan membawa tiga lapis kain kafan dan amal baik kita. (karya Hariyanto)
Post a Comment