Buah Kesabaran

 

Buah Kesabaran


Disuatu desa yang terpencil hiduplah seorang anak laki-laki bernama Muhammad Danil Nugraha, biasa dipanggil Danil. Dia sekolah di SDN Sukabumi I Jawa Barat, kelas lima SD. Danil adalah anak yatim, dia ditinggal Bapaknya sejak umur 11 bulan. Danil mempunyai kakak laki-laki bernama Arik yang sudah lulus SMA. Kakaknya tidak melanjutkan sekolah dikarenakan tidak mempunyai biaya untuk kuliah. Danil tinggal bersama Ibu, Kakek dan kakaknya.

Danil, termasuk anak yang pendiam dikelasnya. Ia duduk dengan Riski, yang sekaligus tetangga di rumahnya. Setiap berangkat sekolah Danil selalu bareng Riski. Kehidupan Riski berbanding terbalik dengan Danil. Riski ke sekolah naik sepeda Polygon, sedangkan Danil naik sepeda dengan sepeda buluknya bekas sepeda yang digunakan kakaknya dulu. Meskipun begitu Danil tidak malu akan keberadaan dirinya. Ibu Danil bekerja sebagai asisten rumah tangga. Penghasilan tiap hari hanya Rp. 50.000 (Lima puluh ribu). Dalam kehidupan sehari-harinya Ibu Danil mencukupi kebutuhan Kakek, Arik dan Danil. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari Ibu Danil membuat kue dan nasi bungkus untuk dititipkan ke sekolah Danil. Setiap berangkat sekolah Danil membawa dagangan ibunya ke sekolah. Kue jualan ibunya Danil dijual dengan harga Rp. 1000 (seribu rupiah), sedangkan nasinya dijual dengan harga Rp. 3000 (tiga ribu rupiah). Alhamdulillah dagangan Danil selalu habis tak tersisa.

Seminggu kemudian………………… 

Senin pagi, di kelas lima dengan suasana yang sangat mendung. Tiba-tiba Danil masuk kelas dengan wajah yang tidak seperti biasanya. Dbertanya kepada Danil (timbullah percakapan antara Danil dan teman-temannya).

Dayat: “Halo Danil…….Tumben kamu berangkat sekolah sendirian? Mana Riski tanya Dayat    ke Danil?”

Danil: “Aku berangkat duluan, karena Riski ijin tidak  masuk sekolah hari ini, karena ada acara dirumah Pamannya.”

Dayat: “Oh…..yoook main lato-lato Danil?

Danil: “Nggak ah……....aku lagi capek sekarang. Aku masih mau baca buku pelajaran” (sambil membaca buku pelajaran Bupena 5C mata pelajaran yang sesuai dengan jadwal pada hari itu).

Dayat: “Kamu kenapa Danil? Sepertinya kamu kecapekan hari ini? (sambil memperhatikan wajah Danil yang kelihatan kecapekan dan pucat hari ini)”

Danil: “Ya, Dayat. Aku baru datang dari Rumah Sakit. Ibuku sudah seminggu dirawat di Rumah Sakit. (Sambil menundukkan kepala dan berkaca-kaca).

Dayat: “Loh………….km koq gak pernah cerita Danil?

Danil: “Tidak apa-apa Dayat. Makanya ini aku mau membaca materi pelajaran sekarang. Karena tadi malam tidak sempat membaca. (Sambil menguap karena menahan ngantuk)

                        Suasana kelas cukup riuh karena guru yang akan mengajar belum memasuki kelas. Aktivitas yang dilakukan siswa beraneka ragam. Ada siswa yang asyik mengobrol, ada siswa yang asyik bernyanyi bak sedang konser musik, adapula siswa yang menjaili siswa lain. Sementara Danil asyik dengan dunianya sendiri yaitu membaca buku. Ia memang dikenal sebagai siswa yang pintar dan rajin. Sejak SD ia selalu mendapat peringkat pertama dikelas. Namun dia memiliki kepribadian yang berbeda dengan teman-teman sebayanya. Ia sangat pendiam dan pemalu, sehingga ia cukup kesulitan untuk bergaul dengan orang lain. Temannya bisa dihitung dengan jari, salah satunya yaitu Dayat dan Riski. Ia merasa nyaman dengan Dayat dan Danil, karena menurutnya Dayat dan Riski sangat mengerti dengan keadaan dan sifatnya. Dayat dan Riski memiliki sifat yang bertentangan dengan Danil. Mereka sangat periang dan mudah bergaul dengan siapapun. Danil juga slalu bersikap ramah kepada siapapun sehingga banyak orang merasa nyaman berada di dekatnya termasuk Dayat dan Riski.

                        Ditengah suasana riuh kelas, guru kelas yang mengajar kelas lima tiba-tiba memasuki kelas, lalu suasana kelas seketika menjadi hening dan para siswa bergegas duduk di bangkunya masing-masing. Termasuk Dayat dan Risky. “Assalamualaikum anak-anak, bagaiman kabar kalian hari ini?’, ucap bu Fina. Kemudian para siswa menjawab dengan serentak “Waalaikumsalam, Alhamdulillah baik bu. Bu Fina bertanya lagi, “Di sini siapa yang menjadi ketua kelas Tanya bu Fina?. “Saya Pak.” jawab Galang. Baiklah Galang, silahkan kamu pimpin doa sebelum pembelajaran dimulai supaya kegiatan pembelajaran yang kita lakukan diberikan keberkahan dan kemudahan oleh Allah swt,”. Galang pun memimpin doa dan semua siswapun berdoa. Setelah berdoa Bu Fina yang mengajar mata pelajaran Bupena kls lima memulai pelajaran dengan materi IPA “suhu dan Kalor” Bu Fina mulai menjelaskan materi IPA. Tiba-tiba Danil ketiduran dengan pulasnya dimejanya.  Ibu Fina datang menghampiri Danil, sambil bertanya kepada temannya. “Anak-anak sepertinya Danil ini kecapekan, kemudian Dayat menjawab: “Ya, Ibu Danil baru datang dari Rumah Sakit, karna ibunya udah seminggu di rawat rumah sakit bu”. Ya Allah………..sakit apa ya Dayat kalau ibu boleh tahu nak…..Maaf saya kurang tahu bu, tadi Danil cuma cerita kalau lagi kecapekan karena baru datang dari Rumah Sakit.

            Kemudian tiba-tiba Danil kebangun, karena suara teman-temannya. “Maaf ibu saya ketiduran. Ya, Allah….kenapa kamu Danil sudah seminggu saya ini jaga ibu di Rumah Sakit Bu. Karena yang jaga ibu Cuma kak Arik (kakak Danil) dan kakek bu. Kami bertiga gantian bu untuk menjaga ibu (ucap Danil). Terlihat wajah sedihnya Danil. Ia hanya menundukkan kepalanya sambal mau meneteskan air mata kesedihannya. Kemudian bu Fina menjawab kalau boleh tahu ibumu sakit apa Danil?.Sakit kanker payudara bu, tapi masih stadium awal bu ini rencananya masih mau di operasi bu ucap Danil tak terasa air matanya mulai jatuh terlihat jelas kesedihan diwajahnya.  Ya Allah………..mudah-mudahan cepet sembuh ya Danil. Kalau ada waktu kalian rencanakan untuk menjenguk ibu Danil di rumah sakit ya? Serentak anak-anak menjawab insyaAllah siap bu.

            Tak terasa pelajaran bupena sudah selesai tandanya anak-anak istirahat. Kriiiiiiiiiing……kriiiiiiiiiiing bel berbunyi anak-anak kelas lima berlarian keluar untuk pergi ke kantin. Ada yang langsung ke perpustakaan, beranekaragam sekali aktivitas anak-anak diwaktu jam istirahat. Kemudian, Dayat dan Riski menghampiri Danil. Timbullah percakapan diantara mereka.

Riski: “Danil, ayo kita ke kantin yoook………….

Dayat: “Ayooo Danil...daripada duduk dikelas terus mending kita beli-beli yoooook…Lapar niiiiiih…perut udah berdendang ria hehehe…(sambil tertawa menghibur Danil)

Dani: “Maaf ya teman-teman aku nggak bisa ikut kalian ke kantin soalnya aku lupa nggak bawa uang saku tadi keburu-buru. Lupa yang mau minta uang saku ke kak Aris.

Owh.....ya udah aku dan Risky yang traktir kamu sekarang InsyaAllah cukup kok Danil,  kalau cuma mau beli cilok dan es teh……….iya kan Riski (sambil mengedipkan mata ke Riski). Yoooooook…….gaskeuuuuuun……(sambil menggandeng Dayat dan Danil) menuju kantin. Kemudian timbul bercandaan diantara mereka sambil menikmati cilok dan es tehnya.

Satu bulan kemudian………

            Dipagi yang cerah dengan suasana yang sangat ceria, terlihat Danil dan Riski baru datang dari sekolah. Danil berjalan sambal membawa kue dan nasi dagangan ibunya. Riski ikut membantu Danil membawa kuenya. Sesampainya di kelas Danil, Riski dan Dayat langsung ke mejanya masing-masing. Sepuluh menit kemudian……..Bapak guru datang “Assalamualaikum………..Waalaikumsalam jawab anak-anak. Galang sambil memimpin berdoa. Setelah selesai berdoa Pak Rudi langsung membagikan hasil penilaian harian kepada anak-anak kelas lima. Ada yang puas dengan hasilnya, ada yang sedih karena nilainya turun. “Anak-anak setelah kalian menerima hasil ulangan Bapak ingin kalian terus belajar dan berusaha. Nah…….sekarang tebak siapa yang nilainya tertinggi? tanya Pak Rudi?. Salah satu siswa bernama Adit dengan penuh kepercayaan diri mengangkat tangannya dan berkata, “Sudah pasti saya kan pak?he….he…siswa lain bernama Erdi menimpali jawaban Adit. Aduh jangan kebanyakan mimpi deh kamu  dit….setiap guru sedang menjelaskan materi, kamu hanya tidur dan tidur saja. Bagaimana materi masuk? ditambah lagi kamu jarang masuk sekolah alfa terus lagi, betul tidak teman-teman?.

            Suasana kelas seketika pecah dengan gelak tawa seisi kelas. Ah…. kamu di, jangan membuatku malu dong, bisa saja aku kan yang mendapat nilai tertinggi, jangan Danil terus bosan ah…jawab Adit sambil melirik Danil. Danil hanya menggeleng-gelengkan kepala sembari tersenyum mendengar ucapan Adit. Adit memang terkenal siswa paling humoris dikelas lima. Ia seringkali bolos sekolah dan tidur dikelas. Sehingga ia mendapat peringkat terakhir dikelasnya. Tak lama kemudian Pak Rudi menanggapi Adit. Kalau Adit ingin seperti Danil, mulai sekarang harus merubah kebiasaan Adit. Harus selalu berusaha dengan cara rajin belajar dan menyimak penjelasan materi dari guru dengan baik. Tidak ada yang tidak mungkin didunia ini, kalua kita mau berusaha. Namun, Bapak juga setuju yang dikatakan Adit, bisa saja suatu saat Adit yang mendapatkan nilai ujian yang tertinggi, dengan catatan ia merubah siakap belajarnya, Karena Bapak yakin tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanyalah anak yang rajin dan malas. Kalau kamu rajin, kamu bisa menjadi pintar. Jadi, kalau Adit ingin seperti Danil, Adit harus mau berubah. Tanamkan dalam hati dan bulatkan untuk terus belajar dengan sungguh-sungguh. InsyaAllah kamu pasti berhasil, “ucap Pak Rudi”. Sebagaimana hadis Nabi” Man jadda wa jadda yang artinya barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil”, terang Pak Rudi. Namun ada yang lebih penting dari itu semua yaitu akhlak. Semua siswa terdiam dan serius mendengarkan ucapan Pak Rudi.

            Tiba-tiba pintu diketuk oleh Pak Ridwan. Assalamulaikum……….maaf mengganggu waktunya Bapak. Adakah yang bernama Danil dikelas ini? Seketika Danil langsung mengangkat tangannya. Ada Bapak, saya Danil. Pak Ridwan menjawab “Danil, kamu ada tamu diruang guru”, di tunggu di ruang guru sekarang ya…Seketika wajah Danil berubah seperti menahan air matanya. Baik pak Rudi, saya ijin pamit dulu sambal mengajak Danil keluar kelas.Langkah Danil seperti tidak bias melangkahkan kaki. Ia teringat ibunya dirumah. Ya Allah……….ada apa lagi ini, mudah-mudahan ibuku baik-baik saja dirumah, karena dua hari berturut-turut ibu selalu mengeluh kesakitan. Tadi pagi saja ibu membuat kue dan nasi saja sambil menahan sakit. Ya Allah……mudah-mudahan ibu baik-baik saja dirumah. Sesampainya diruang guru . Assalamualaikum…..ucap Danil. Waalaikumsalam ucap Bapak dan Ibu guru yang ada diruang guru. Betapa kagetnya Danil, sudah ada kak Aris diruang guru (merah sekali wajah kak Aris) sambal melihat kak Aris. Aaa apa kak? Ayook sekarang kamu pulang duluan Danil. Kakak udah ijin kepada kepala sekolah, kalau kamu pulang duluan Danil. Soalnya ibu tiba-tiba sakit dan tidak sadarkan diri. Ya Allah….disambar petir tiba-tiba Danil nangis dan tubuhnya terasa lemas sekali mendengar ucapan kakaknya. Bu Fina yang mendengar itu langsung menghmpiri Danil sambil mengusap kepalanya “sabar ya Danil, mudah-mudahan ibu Danil cepat sembuh ya…..ucap bu Fina.

Bu Fina langsung ke kelas lima  mengambil tas dan perlengkapan lainnya dibawa Danil. Seketika keadaan kelas berubah menjadi hening. Setelah bu Fina memberikan informasi terkait kondisi ibu Danil. Anak-anak ada yang nangis, tidak terkecuali Dayat dan Riski karena mereka sahabat Danil.

            Sesampainya di rumah sakit Danil, lemas sekali melihat beberapa orang tetangganya ada di rumah sakit. Danil langsung bergegas ke ruang Icu bersama kak Aris. Ibu didampingi kakek (sambiul mengaji didekat ibu Danil). Kakek seketika mengakhiri ngajinya dan menghampiri Danil memeluknya sambil menangis Danil yang baru datang. Seketika Danil dan Aris menangis sejadi-jadinya melihat ibu yang belum sadarkan diri.Tepat jam 12 malam seorang dokter menghampiri Danil, kak Aris dan kakeknya memberitahu kalau ibunya sudah meninggal. Seketika Danil lari keruang Icu sambil menangis  dan merasa bahwa dunia sudah tidak baik lagi. Ia merasa bahwa ia kehilangan separuh nyawanya.

            Dua tahun kemudian……………(Danil sudah sekolah di SMP1 Suka Bumi Jawa Barat)

Setelah ibunya meninggal Danil tinggal dengan kakaknya, karena satu tahun dtinggal ibunya kakeknyapun meninggal. Kehidupan kakaknya mulai berubah, kak Aris tidak seperti waktu ada ibunya. Berubah total, kerjaannya hanya tidur saja, keluar tidak tahu waktu. Sehingga Danil merasa malas dengan sikap kakaknya. Sedangkan Danil untuk mencukupi kebutuhan hidupanya dia bekerja menjajakan koran tiap pagi sebelum berangkat sekolah. Keuntungan yang ia perolah dari menjajakan koran cukup untuk kebutuhan sehari-hari sisanya di tabung. Karena sudah muak dengan sikap kakaknya Danil menegur kakaknya agar mau merubah sikapnya. Untuk bekerja agar bisa membantu untuk menyambung kebutuhan hidupnya. Kak Aris marah dan tidak pernah pulang kerumah. Sehingga Danil benar-benar hidup sebatang kara dirumahnya. Sesekali tetangganya ada yang memberikan  nasi dan uang saku kepada Danil karena merasa kasihan.

            Minggu pagi yang cerah Danil, berangkat pagi-pagi dari rumahnya untuk menjajakan koran, Tepat di persimpangan jalan Danil menemukan dompet berwarna hitam. Langsung aja Danil mengambil dompet itu kemudian membuka isinya. Betapa kagetnya Danil melihat isi dompet itu ternyata berupa sejumlah uang dan surat-surat penting. Tanpa piker panjang Daniul langsung mencari alamat rumah pemilik dompet itu dengan menggunakan sepeda ontelnya. Sambal menjajakan korannya. Tibalah Danil didepan sebuah rumah yang besar lengakp dengan mobilnya. Kemudian Danil membunyikan bel yang ada dipagar rumah itu. Timbullah percakapan antara Danil dan orang yang ada dirumah besar itu.

Danil: “ting tong…ting tong (dua kali Danil memencet bel rumah besar itu keluarlah ibu-ibu dari rumah besar itu). Assalamualaikum…………

Ibu : “Waalaikumsalam……….

Danil: “Apa benar ini rumah Bapak Ilham Rusdiyanto?”

Ibu: “Ya, benar sekali

Danil: “Apa boleh saya ketemu Bapak Ilham?

Ibu:”Ya, boleh. Silahkan duduk dulu nak….(sambil masuk kedalam dan memanggil tuannya)

Tiba-tiba datanglah seorang Bapak-bapak….

Bapak Ilham: “Ada yang bisa saya bantu nak? (Sambil berusaha mengingat sepertinya sy pernah melihat anak ini tapi dimana ya?sesekali garuk kepala)

Danil:” Tampak kaget karena Danil ingat betul siapa Bapak yang ada dihadapannya sekarang. Sambil menyerahkan dompet berwarna hitam, apakah benar ini bapak dokter yang merawat ibu saya di rumah sakit?

Bapak Ilham:” Benar sekali. Sambil mengambil dompet dari Danil kemudian membuka isi dompet tersebut . (dengan wajah gembira bapak Ilham membuka isi dompet yang kemaren sore hilang nggak tahu dimana jatuhnya dompet itu)

Danil:” benar kan pak isi dompetnya itu milik Bapak?

Bapak Ilham : Benar sekali! Makasih banyak nak…ini sangat penting buat Bapak soalnya terdapat surat-surat penting di dalamnya. Bapak sudah tua capek yang mau ngurus surat-surat penting ini).

Danil:’ Alhamdulillah……

Bapak Ilham:” menyerahkan seluruh uang yang ada di dompet tersebut kepa Danil”

Danil: “Maaf Bapak tidak usah repot-repot….saya ikhlas membantu Bapak.

Bapak Ilham :”tetap memaksa menyerahkan uang tersebut kepada Danil sambil menanyakan kehidupan Danil setelah ditinggal Ibunya.

Danil:” Tetap tidak mau menerima uang pemberian dari Bapak Ilham. Kemudian Danil bercerita semuanya kepada Bapak Danil.

Bapak Ilham:” Betapa tergugah hati Bapak Ilham mendengar cerita Danil, sehingga Ia berniat untuk mengangkat Danil sebagai anak angkatnya.

Sepuluh tahun kemudian…………

Kehidupan Danil berubah drastis setelah Danil dijadikan anak angkat oleh Bapak Ilham. Danil yang sekarang udah lulusan Kedokteran umum sama dengan Bapak Ilham yang menjadi Bapak angkatnya. Danil bekerja di Rumah sakit terbesar di Jakarta. Tetapi sikap Danil tidak pernah berubah, Ia tetapa seperti Danil yang dulu yaitu anak yang selalu patuh dan sopan kepada siapapun. Ia selalu berterimakasih kepada Bapak dan Ibu angkatnya yang telah merawat dengan kasih sayang dan membimbing dirinya hingga ia meraih kesuksesan.

            Sejak saat itu, Danil tumbuh dewasa dan selalu membantu orang yang mengalami keterbatasan biaya bagi orang yang ingin berobat. Tetapi dia selalu ingat kak Aris karean sudah bertahun-tahun Danil tidak pernah bertemu dan tidak ada kabar tentang kak Aris. Tetapi, setiap saat Danil selalu berdoa agar kak Aris dalam keadaan yang baik-baik saja dan mudah-mudahan sukses seperti dirinya sekarang. Danil selalu menuliskan semua kejadian yang dialaminya kedalam buku diarynya “Buah dari kesabaran”. Ia berpesan kepada siapapun agar selalu patuh kepada orang tua, merawat dan menyayangi orang tua selagi masih ada. Ia selalu mengingat Ibu dan Kakeknya seandainya mereka masih hidup pastilah mereka bangga akan kesuksesan yang sudah diraih Danil. 

Nama                          : FITRIYANI, S.Pd

NIP                              :198606292022212044

Tempat, tanggal lahir  : Sumenep, 29 Juni 1986

Instansi                       : SDN LALANGON I

Judul cerpen               :”BUAH dari KESABARAN”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Post a Comment